Sistematika
Penulisan Karya Ilmiah
Ilmiah
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai bersifat ilmu/ilmu
pengetahuan/memenuhi syarat ilmu pengetahuan. Sehingga karya ilmiah dapat
diartikan sebagai sebuah karya atau hasil dari sebuah ilmu pengetahuan.
Sedangkan karya tulis ilmiah diartikan sebagai sebuah tulisan yang isinya
didasarkan pada sebuah kegiatan ilmiah, baik pengalaman, pengetahuan maupun
penelitian seseorang.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah atau yang biasa disebut KTI, memiliki sebuah sistematika penulisanyang memang sudah ditetapkan. Jadi, ketika anda menulis sebuah karya tulis ilmiah atau karya ilmiah harus melihat dan mempertimbangkan atau bahkan mengacu pada sistematika tersebut.
Berikut ini adalah sistematika penulisan karya tulis ilmiah yang benar:
(HALAMAN AWAL)
COVER
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL/GAMBAR/GRAFIK, DLL
(HALAMAN ISI)
BAB I PENDAHULUAN
Pada BAB I yang berisi Pendahuluan, memuat beberapa sub bab yaitu:
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Batasan Masalah
1.6 Definisi Istilah (Boleh disertakan dan boleh tidak disertakan)
1.7 Hipotesis
BAB II KAJIAN PUSTAKA atau LANDASAN TEORI
Pada BAB II ini berisi teori-teori yang digunakan dalam penelitian, biasanya memuat beberapa sub bab antara lain:
2.1 Kajian Teoretis
2.2 Kerangkan Pemikiran
2.3 Hipotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2 Metode dan Rancangan Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4 Instrumen Penelitian
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.6 Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan Penelitian
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
(BAGIAN AKHIR)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Sistematika penulisan karya ilmiah di atas, juga ditunjang dengan beberapa sistematika lain, antara lain:
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah atau yang biasa disebut KTI, memiliki sebuah sistematika penulisanyang memang sudah ditetapkan. Jadi, ketika anda menulis sebuah karya tulis ilmiah atau karya ilmiah harus melihat dan mempertimbangkan atau bahkan mengacu pada sistematika tersebut.
Berikut ini adalah sistematika penulisan karya tulis ilmiah yang benar:
(HALAMAN AWAL)
COVER
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL/GAMBAR/GRAFIK, DLL
(HALAMAN ISI)
BAB I PENDAHULUAN
Pada BAB I yang berisi Pendahuluan, memuat beberapa sub bab yaitu:
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Batasan Masalah
1.6 Definisi Istilah (Boleh disertakan dan boleh tidak disertakan)
1.7 Hipotesis
BAB II KAJIAN PUSTAKA atau LANDASAN TEORI
Pada BAB II ini berisi teori-teori yang digunakan dalam penelitian, biasanya memuat beberapa sub bab antara lain:
2.1 Kajian Teoretis
2.2 Kerangkan Pemikiran
2.3 Hipotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2 Metode dan Rancangan Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4 Instrumen Penelitian
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.6 Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan Penelitian
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
(BAGIAN AKHIR)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Sistematika penulisan karya ilmiah di atas, juga ditunjang dengan beberapa sistematika lain, antara lain:
1. Pada judul
BAB ditulis menggunakan jenis huruf Times New Roman berukuran 14 dan dicetak
tebal (Bold).
- Pada SUB BAB menggunakan Times
New Roman berukuran 12 dan dicetak tebal (Bold).
- Pada penulisan keseluruhan
(diluar bab dan sub bab) menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12.
- Menggunakan kertas berukuran A4
(21.5 cm x 29.7 cm) dengan margin Top = 4 cm, Left = 4 cm, Bottom = 3 cm,
Right = 4 cm.
- Pada HALAMAN AWAL menggunakan
halaman dengan huruf romawi kecil (i,ii,iii, dan seterusnya).
- Mulai dari HALAMAN ISI sampai
BAGIAN AKHIR menggunakan halaman menggunakan angka (1,2,3, dan
seterusnya).
- Spasi yang digunakan adalah 1,5
spasi, tetapi khusus pada halaman abstraksi menggunakan 1 spasi untuk
menuliskan abstraksinya.
Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan
hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat
menjadi suatu teori ilmiah.
Langkah
langkah Metode Ilmiah
1.
Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului
dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya
diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian
menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin
memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya
sendiri belum dirumuskan?
2.
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan
masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah
dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis
sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada
proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan
penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu
melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan
data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah
dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
3.
Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak
berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data
dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah
perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya.
Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan
dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan
bergantung pada data yang dikumpulkan.
4.
Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis
adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir
ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam
kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau
menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena
itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang
tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu
penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan
ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
5.
Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada
sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan
harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan
atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi
jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan
masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan
karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting,
walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
Tujuan dalam mempelajari metode ilmiah adalah
salah satu bentuk harapan untuk masa depan. Oleh karena itu, dalam
penulisan ilmiah kita tidak diperbolehkan asal menulis atau mengindahkan
kaidah-kaidah dalam penulisan ilmiah. Dalam
penulisan ilmiah, kita harus mempunyai metode agar tulisan dapat dipahami dan
dimengerti oleh pembaca dikemudian hari. Berikut beberapa tujuan dalam
mempelajari metode ilmiah :
a. Meningkatkan
keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis,
b. Meningkatkan keterampilan dalam menulis
berbagai karya tulis,
c. Meningkatkan pengetahuan tentang mekanismen
penulisan karangan ilmiah.
Selain tujuan, terdapat pula manfaat yang diperoleh dari metode ilmiah. Berikutmanfaat dari metode ilmiah :
1. Untuk menghasilkan penemuan berguna,
2. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
3. Untuk
memecahkan suatu masalah dengan penalaran,
4. Untuk mengungkapkan kembali rahasia alam yang
belum terungkap.
Kriteria Metode Ilmiah supaya dapat digunakan
dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan fakta,
b. Bebas dari prasangka,
c. Menggunakan prinsip analisa,
d. Menggunakan hipotesa.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar