Senin, 07 November 2016
Minggu, 02 Oktober 2016
Jumat, 03 Juni 2016
Membuat Outline (Kerangka Karangan)
Kerangka atau outline adalah suatu rencana
yang memuat garis-garis besar dari suatu susunan yang akan dibuat dan berisi
rangkaian ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan
teratur. Sedangkan karangan adalah sebuah karya tulis yang digunakan untuk
menyampaikan suatu gagasan kepada pembaca. Jadi kerangka karangan
adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau ide
suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur.
Fungsi atau Manfaat Kerangka Karangan :
1. Untuk
memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih sistematis dan
rapih.
2. Untuk
mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam suatu karangan
yang akan digarap.
3. Untuk
mencegah penulis
membahas suatu ide atau topik bahasan yang sudah dibahas sebelumnya.
4. Untuk
memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan yang berupa data
atau fakta.
5. Untuk
membantu penulis mengembangkan ide-ide yang akan ditulis di dalam suatu
karangan agar karangan menjadi lebih variatif dan menarik.
Cara
Membuat Kerangka Karangan :
1. Merumuskan
tema dan menetukan judul suatu karangan
Sebelum membuat karangan, tentukanlah
dahulu tema karangan yang akan dibuat. Tema ini yang akan mempengaruhi seluruh
isi dari karangan yang akan dibuat. Pilihlah tema-tema yang sedang hangat atau
tema yang menjadi kesenangan Anda. Hal ini akan sangat membatu untuk mengembangkan karangan.
Setelah mendaptkan tema,
tentukan juga judul karangan yang akan dibuat.Usahakan membuat judul yang singkat dan menarik pembaca untuk
membaca karangan tersebut.
2. Mengumpulkan
bahan
Setelah mendapatkan tema, yang harus
dilakukan adalah mengumpulkan bahan pendukung yang berupa topik-topik yang
berhubungan dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan. Topik-topik tersebut antara lain, pengertian,
tujuan, jenis, contoh, dan lain-lain. Catatlah semua topik yang terlintas
di dalam pikiran untuk memudahkan penseleksian bahan atau topik.
3. Menseleksi
bahan
Setelah mendapatkan topik, seleksilah
topik-topik tersebut yang sesuai dengan tema karangan dan penting. Hindari membahas
topik-topik yang tidak penting untuk di bahas.
4. Mengembangkan
kerangka karangan
Jika sudah mendapatkan tema, judul dan
topik, buatlah karangan yang utuh dengan cara mengembangkan kerangka karangan
yang telah dibuat. Perluas topik-topik yang telah ditentukan pada kerangka dan
usahakan jangan membahas topik yang tidak ada di dalam kerangka karangan.
Pola Susunan Outline
1. Pola Ilmiah : Suatu
urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan kenyataan yang nyata di alam.
· Urutan
waktu :
Urutan yang didasarkan pada urutan peristiwa atau kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik
minat pembaca.
· Urutan
ruang : Mempunyai hubungan yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan
ini biasa digunakan dalam tulisan-tulisan yang bersifat deskriptif.
· Urutan
topik yang ada : Suatu peristiwa yang sudah di kenal dengan bagian-bagian
tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau
bagian-bagian itu harus di jelaskan berturut-turut dalam karangan itu, tanpa
mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan
atas bagian-bagiannya itu.
2. Pola Logis :
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap
persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis.
· Urutan
klimaks dan antiklimaks : Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang
berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang
paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
· Urutan
kausal : Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan
akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang
kemudian di lanjutkan dengan perincian-perincian yang menelusuri akibat-akibat
yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau
dalam membicarakan persoalan-persoalan yang di hadapi umat manusia
pada umumnya.
· Urutan
pemecahan masalah : Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian
bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut.
Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri
dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi,
dan akhirnya alternative-alternatif untuk jalan keluar dari
masalah yang di hadapi tersebut.
· Urutan
umum-khusus : Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu
di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
· Urutan
familiaritas : Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu
yang sudah di kenal, kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal-hal
yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan-keadaan tertentu cara
ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
· Urutan
akseptabilitas : Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas.
Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah
dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan
apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu
pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca.
Sumber :
Pra Penulisan Karya Ilmiah
Langkah-langkah menulis setiap orang
berbeda-beda, akan tetapi setiap orang kebanyakan melalui kegiatan
merencanakan, menulis, merefleksikan, dan merevisi. Kegiatan merencanakan meliputi
mengumpulkan bahan, menentukan tujuan, menentukan pembaca, dan membuat krangka
tulisan atau sistematika tulisan. Kegiatan menulis meliputi kegiatan
mengembangkan sistematika yang telah disusun pada tahap perencanaan menjadi
sebuah draf atau konsep tulisan. Pada tahap ini, penulis membiarkan
pikiran-pikiran mengalir tanpa terganggu dengan kaidah-kaidah kebahasaan sampai
terwujud sebuah tulisan utuh. Kagiatan refleksi merupakan kegiatan
meninjau kembali draf dari berbagai aspek misalnya kebahasaannya, kesesuaian
dengan rancangan awal, keruntutan gagasan, dan kemanfaatan tulisan. Kegiatan
merevisi merupakan kegiatan akhir yang dilakukan penulis. Penulis
memperbaiki dan menyempurnakan draf tulisan, termasuk membetulkan
kesalahan-kesalahan dari seluruh aspek.
Kerangka
Penyusunan Karya ilmiah terdiri dari:
1. Judul
2. Lembar
Pengesahan
3. Abstrak/Ringkasan
4. Kata
Pengantar
5. Daftar
Isi
6. Daftar
Tabel
7. Daftar
Gambar
8. Daftar
Lampiran
9. Daftar
Istilah dan atau Daftar Singkatan [kalau ada]
10. BAB
I Pendahuluan (latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan,
kegunaan penelitian, kerangka pemikiran)
11. BAB
II Tinjauan Pustaka
12. BAB
III Bahan dan Metode Penelitian (bentuk penelitian, subjek penelitian, ukuran
sampel, definisi operasional, variabel penelitian, prosedur penelitian, cara
pemeriksaan/pengukuran, analisis data, tempat dan waktu penelitian, jadwal
penelitian, alur penelitian)
13. BAB
IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
14. BAB
V Kesimpulan dan Saran
15. Daftar
Pustaka
16. Lampiran.
Teknik Penyusunan Karya ilmiah Kerangka Penyusunan Karya
Ilmiah. Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain.
1. Tahap
Persiapan
a. Pemilihan
masalah atau topik dan mempertimbangkan
b. Pembatasan
topik atau penentuan judul
c. Pembuatan
kerangka karangan (outline)
2.
Tahap Pengumpulan data
a. Pencarian
keterangan dari bhn bacaan atau referensi.
b. Pengumpulan
keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema
dalam karya ilmiah.
c. Pengamatan
langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya
ilmiah.
d. Melakukan
percobaan dilabolatorium atau pengujian data di lapangan.
3.
Tahap Pengorganisasian.
a. Pengelompokan
bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah,
data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis,
sifat dan bentuk data.
b. Pengkonsepan
karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah
ditetapkan.
4.
Tahap Pemeriksaan/ penyunting konsep.
a. Melengkapi
data yang dirasa masih kurang.
b. Membuang
dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok
bahasan karya ilmiah.
c. Mengedit
setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-bahan
secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan
tulisan yang lain.
d. Mengedit
setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa
yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian
kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD
5.
Tahap Penyajian.
a. Teknik
penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan segi kerapian dan kebersihan, Tata letak
(layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, memakai standar yang berlaku
dalam penulisan karya ilmiah.
Sumber :
Kamis, 21 April 2016
Data, Populasi, dan Sampel
Pengertian Data
Data adalah catatan atas kumpulan fakta.[1] Data
merupakan bentuk jamak dari datum,
berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang
diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan
yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau
pengamatan suatu variabel yang
bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan
untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas
dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung
mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan
banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakanklasifikasi.
Dalam pokok bahasan Manajemen
Pengetahuan, data dicirikan sebagai sesuatu yang bersifat mentah dan
tidak memiliki konteks. Dia sekadar ada dan tidak memiliki signifikansi makna
di luar keberadaannya itu. Dia bisa muncul dalam berbagai bentuk, terlepas dari
apakah dia bisa dimanfaatkan atau tidak.
Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga
didefinisikan sebagai berikut:
• Menurut kamus bahasa inggris-indonesia,
data berasal dari kata datum yang berarti fakta
• Dari sudut pandang bisnis, data bisnis
adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian
(transactions)yang terjadi
• Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data
adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi
intinya data itu adalah suatu fakta-fakta
tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan
Jenis – Jenis Data
Jenis-jenis
data dapat dibagi berdasarkan sifatnya, sumbernya, cara memperolehnya, dan
waktu pengumpulannya.
1. Menurut
sifatnya, jenis-jenis data yaitu :
- Data Kualitatif
: data yang tidak berbentuk angka, misalnya : Kuesioner Pertanyaan tentang
suasana kerja, kualitas pelayanan sebuah rumah sakit atau gaya kepemimpinan,
dll.
- Data
Kuantitatif : data yang berbentuk angka, misalnya : harga saham, besarnya
pendapatan, dll.
2. Jenis-jenis data menurut sumbernya, antara lain :
- Data Internal : data dari dalam suatu organisasi yang
menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Contohnya : suatu perusahaan,
jumlah karyawannya, jumlah modalnya, atau jumlah produksinya, dll.
- Data Eksternal
: data dari luar suatu organisasi yang dapat menggambarkan faktor-faktor yang
mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi. Misalnya : daya beli
masyarakat mempengaruhi hasil penjualan suatu perusahaan.
3. Jenis-jenis data menurut cara memperolehnya, antara lain :
- Data Primer
(primary data) : data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu
organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi
yang bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi.
- Data Sekunder
(secondary data) : data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan oleh
studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain.
Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.
4. Jenis-jenis data menurut waktu pengumpulannya, antara lain :
- Data cross
section : data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu (at a point of time)
untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut. Misalnya : data
penelitian yang menggunakan kuesioner.
- Data berkala
(time series data) : data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat
perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama periode tersebut. Misalnya :
perkembangan uang beredar, harga 9 macam bahan pokok penduduk.
Teknik
Pengumpulan Data
a.
Metode Angket (Questionnaire)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan peneliti. Selanjutnya orang yang bersedia memberikan respon tersebut disebut responden atau sampel.
Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah. Dalam memberikan respon atau jawaban yang diminta oleh angket responden tanpa merasa khawatir karena kerahasiaan identitas tidak akan dipublikasikan.
b. Metode Checklist
Checklist atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi pernyataan dan aspek-aspek yang akan diamati. Bermacam-macam aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan dalam daftar cek sehingga pengamat tinggal memberikan cek (v) pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai dengan hasil pengamatannya.
c. Metode Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Cara wawancara adalah dengan jalan bertanya langsung kepada orang yang menjadi nara sumber. Wawancara merupakan proses komunikasi antara dua orang atau lebih, sehingga hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi dan mempengaruhi pada saat proses komunikasi berlangsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam instrumen penelitian, dan situasi wawancara.
d. Metode Pengamatan (Observation)
Observasi adalah melakukan pengamatan untuk memperoleh data secara langsung ke objek penelitian sehingga dapat melihat dari dekat tentang hal-hal yang menjadi tujuan pengamatan. Objek penelitian bisa berupa aktivitas manusia, fenomena alam, proses kerja, dan lain sebagainya.
Hasil pengamatan merupakan data-data atau informasi mengenai segala sesuatu yang ada, yang terjadi, yang dapat diindera oleh panca indera. Peristiwa, kejadian, fenomena yang sedang berlangsung pada saat pengamatan dan dianggap penting dicatat sedetail mungkin.
Metode pengumpulan data dengan observasi atau pengamatan bisa dilakukan pada bidang penelitian baik ilmu-ilmu alam maupun pada penelitian sosial kemanusiaan. Tetapi pengamatan pada penelitian natura (ilmu pengetahuan alam) biasanya lebih mudah dilakukan, karena pengukurannya dapat dilakukan pada bagian-bagian tertentu dari objek dengan menggunakan alat ukur yang sudah umum dan cukup valid.
e. Metode Tes
Tes adalah salah satu cara pengumpulan data dimana responden atau objek yang diteliti diberi satu set lembar yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab. Tes ini biasanya digunakan untuk mengukur ketrampilan dan pengetahuan, intelligence, kemampuan bakat dan minat seseorang atau kelompok. Penelitian yang umum menggunakan metode ini biasanya berupa penelitian tindakan. Dimana dalam proses penelitiannya responden diberikan tindakan tertentu untuk mengetahui seberapa besar tindakan itu. Agar pengaruh tindakan dapat dilihat dengan jelas maka peneliti melakukan pre tes/tes sebelum tindakan dan post tes/tes sesudah tindakan.
f. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dari tempat penelitian, yaitu meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data-data dari penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah atau tujuan penelitian. Metode dokumentasi biasanya sebagai penunjang metode lain untuk memperoleh data tambahan yang terkait dengan data utama. Namun tidak menutup kemungkinan penelitian dilakukan hanya dengan menggunakan metode dokumentasi saja. Hal ini tentu sangat tergantung dari tema atau permasalahan yang sedang diteliti.
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan peneliti. Selanjutnya orang yang bersedia memberikan respon tersebut disebut responden atau sampel.
Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah. Dalam memberikan respon atau jawaban yang diminta oleh angket responden tanpa merasa khawatir karena kerahasiaan identitas tidak akan dipublikasikan.
b. Metode Checklist
Checklist atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi pernyataan dan aspek-aspek yang akan diamati. Bermacam-macam aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan dalam daftar cek sehingga pengamat tinggal memberikan cek (v) pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai dengan hasil pengamatannya.
c. Metode Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Cara wawancara adalah dengan jalan bertanya langsung kepada orang yang menjadi nara sumber. Wawancara merupakan proses komunikasi antara dua orang atau lebih, sehingga hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi dan mempengaruhi pada saat proses komunikasi berlangsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam instrumen penelitian, dan situasi wawancara.
d. Metode Pengamatan (Observation)
Observasi adalah melakukan pengamatan untuk memperoleh data secara langsung ke objek penelitian sehingga dapat melihat dari dekat tentang hal-hal yang menjadi tujuan pengamatan. Objek penelitian bisa berupa aktivitas manusia, fenomena alam, proses kerja, dan lain sebagainya.
Hasil pengamatan merupakan data-data atau informasi mengenai segala sesuatu yang ada, yang terjadi, yang dapat diindera oleh panca indera. Peristiwa, kejadian, fenomena yang sedang berlangsung pada saat pengamatan dan dianggap penting dicatat sedetail mungkin.
Metode pengumpulan data dengan observasi atau pengamatan bisa dilakukan pada bidang penelitian baik ilmu-ilmu alam maupun pada penelitian sosial kemanusiaan. Tetapi pengamatan pada penelitian natura (ilmu pengetahuan alam) biasanya lebih mudah dilakukan, karena pengukurannya dapat dilakukan pada bagian-bagian tertentu dari objek dengan menggunakan alat ukur yang sudah umum dan cukup valid.
e. Metode Tes
Tes adalah salah satu cara pengumpulan data dimana responden atau objek yang diteliti diberi satu set lembar yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab. Tes ini biasanya digunakan untuk mengukur ketrampilan dan pengetahuan, intelligence, kemampuan bakat dan minat seseorang atau kelompok. Penelitian yang umum menggunakan metode ini biasanya berupa penelitian tindakan. Dimana dalam proses penelitiannya responden diberikan tindakan tertentu untuk mengetahui seberapa besar tindakan itu. Agar pengaruh tindakan dapat dilihat dengan jelas maka peneliti melakukan pre tes/tes sebelum tindakan dan post tes/tes sesudah tindakan.
f. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dari tempat penelitian, yaitu meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data-data dari penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah atau tujuan penelitian. Metode dokumentasi biasanya sebagai penunjang metode lain untuk memperoleh data tambahan yang terkait dengan data utama. Namun tidak menutup kemungkinan penelitian dilakukan hanya dengan menggunakan metode dokumentasi saja. Hal ini tentu sangat tergantung dari tema atau permasalahan yang sedang diteliti.
Pengertian Populasi
Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang
terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Itulah definisi populasi dalam penelitian.
Populasi di sini maksudnya bukan hanya orang atau makhluk
hidup, akan tetapi juga benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga bukan
hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, akan
tetapi meliputi semua karakteristik, sifat-sifat yang dimiliki oleh obyek atau
subyek tersebut. Bahkan satu orangpun bisa digunakan sebagai populasi, karena
satu orang tersebut memiliki berbagai karakteristik, misalnya seperti gaya
bicara, disiplin, pribadi, hobi, dan lain sebagainya.
Pengertian Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi
yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang ada di
populasi, hal seperti ini dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya,
tenaga dan waktu, maka oleh sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang
diambil dari populasi. Sampel yang akan diambil dari populasi tersebut harus
betul-betul representatif atau dapat mewakili.
Probability
sampling adalah suatu teknik sampling yang memberikan peluang atau kesempatan
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel, tekhnik ini terdiri atas:
- Simple
random sampling: dikatakan simple atau sederhana sebab pengambilan sampel
anggota populasi dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata yang
terdapat dalam populasi tersebut. Cara ini dapat lakukan jika anggota
populasi dianggap homogen.
- Dispropotionate
Stratified Random Sampling: Suatu teknik yang digunakan untuk menentukan
jumlah sampel, jika populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
- Proportionate
stratified random sampling: salah satu teknik yang digunakan jika populasi
mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen serta berstrata secara
proporsional.
- Area
sampling (Cluster sampling): Teknik sampling daerah dipakai untuk
menentukan sampel jika objek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas, seperti misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi atau dari
suatu kabupaten.
Non
probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel,
teknik ini terdiri atas:
- Sampling
Sistematis: suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
- Sampling
Kuota: Teknik untuk menentukan sampel yang berasal dari populasi yang
memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Seperti
misalnya, jumlah sampel laki-laki sebanyak 70 orang maka sampel perempuan
juga sebanyak 70 orang.
- Sampling
aksidental: Sauatu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipakai
sebagai sampel, jika dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
untuk dijadikan sebagai sumber data.
- Purposive
Sampling: Suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau
sleksi khusus. Seperti misalnya misalnya, kamu meneliti kriminalitas di
Kota atau daerah tertentu, maka kamu mengambil informan yaitu Kapolresta
kota atau daerah tersebut, seorang pelaku kriminal dan seorang korban
kriminal yang ada di kota tersebut.
- Sampling
Jenuh: Suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering sekali dilakukan jika jumlah populasi relatif
kecil atau sedikit, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang relatif kecil.
- Sampling
Snowball: Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil atau
sedikit, lalu kemudian membesar. Atau sampel berdasarkan penelusuran dari
sampel yang sebelumnya. Seperti misalnya, penelitian mengenai kasus
korupsi bahwa sumber informan pertama mengarah kepada informan kedua lalu
informn seterusnya
Langganan:
Postingan (Atom)